Thursday, December 06, 2012

Cerita Raka - Klinik Tumbuh Kembang

Kenapa tiba-tiba ingin bercerita tentang Raka? Ya lah, kan anak saya Raka :) Masa cerita-cerita anak tetangga, nanti jadi bergosip lagi.. he he he
Bulan desember ini, Raka masuk usia 21 bulan. It's three months to two years. Senang? Banget, so far saya masih gak nyangka bisa punya anak selucu dan selincah Raka. Apalagi saya bisa bersama Raka full time, 24hours 7days :) Karena banyak ibu yang masih gak punya kesempatan untuk seperti saya karena banyak faktor, entah pekerjaan atau apalah. Tapi itu semua kembali ke pilihan masing-masing kan ya? :)

Back to Raka lagi ah, 
Ceritanya begini, di usia Raka sekarang ini. Dia makin lincah, aktif, senang memegang apaaaa aja yang menarik perhatian, kadang suka ngikutin suara yang menarik buat dia. Bahkan suara-suara yang oleh kita orang dewasa gak terlalu diperhatiin kayak detik tik-tok jam dinding, dia malah perhatiin serius dimana suara itu berasal. Tapi susahnya, Raka kurang respon kalau ada yang mengajak dia bicara/ngobrol, bahkan kalau dipanggil namanya pun, jarang banget mau nengok atau melihat ke arah yang memanggil. Sedih kan? Bundanya udah teriak-teriak sambil jingkrak-jingkrak manggil nama Raka dari arah dapur, dia cuek aja asik sama apa yang lagi dilakukan. 

Raka juga belum bisa bicara sampai sekarang, walau ada sedikit babbling dan cerewet teriak-teriak. Tapi belum ada kata-kata yang bermakna. Cuma sekitar "mimimi, pipipipi, yayayaya". That's it. T_T
Saya emang pada dasarnya curigaan, jadi semakin curiga aja sama perkembangan Raka yang koq ya segitu-gitu aja, BBnya juga gak naik-naik :( hanya berkisar antara 9-10 kilo aja sejak usianya 1 tahun. Jadi sedikit down, mikirin PR saya banyak banget ini mengenai Raka. 

Berusaha mencari informasi dan sebab kemungkinan yang terburuk tentang tumbuh kembang Raka. Ternyata banyak hal, gak bisa dilihat dari satu sisi aja. 
Seperti misalnya, Raka belum bisa bicara. Kenapa? 
Apa karena dirumah Raka cuma tinggal dengan Ayah-Bundanya saja, hingga kurang stimulasi? 
Ataukah karena Ayah-Bundanya Raka kurang banyak berkomunikasi dua-arah dengan Raka? Banyak/sering nonton tv ngga?

Awh.. Berasa ditampar, jawabannya ya, ya, ya :(( Saya akui, Raka memang sering dikasih nonton video/film anak-anak di tv atau laptop atau handphone. Itu semua bikin Raka jadi "tenang", instead of kelakuannya yang terlalu lincah seperti berlari, loncat-loncat, lempar-lempar mainan atau berputar-putar. Bahkan untuk video edukasi pun ternyata lebih baik jangan sebelum anaknya "mampu berbicara", karena tontonan itu sifatnya satu arah dan tidak membuat anak terangsang untuk ikut berbicara. Ya ya bu dokter, saya mengaku salah. :(

Alasan saya memberi tontonan, mungkin ya karena itu, saya sendiri dirumah mengerjakan berbagai pekerjaan rumah yang tidak bisa ditinggal/ditunda, dan saya ga bisa mengandalkan jadwal Raka tidur yang sekarang sudah sangat berkurang (hanya sekitar 1-2jam saja kalau siang). Masak, nyuci, beberes, nyapu, ngepel, semua saya kerjakan sendiri. Tapi tetap, saya memang salah.. :((

Sulit menghapus perasaan bersalah ini, saya pun mencoba membicarakan ini dengan Ayahnya Raka. Kami pun mencoba mencari "jawaban" dari rasa penasaran dan bersalah saya. Kami mendatangi Klinik Tumbuh Kembang di salah satu RSIA di bekasi, didampingi dengan Dokter Tim KTK, dua orang dokter kemudian melalukan observasi dan interview dengan Raka dan kami. 

Hasilnya? Entahlah. Saya bingung. Sejujurnya, saya gak tanggap dengan dua dokter itu bicara. Mereka malah sibuk bicara berdua, soal kira-kira Raka begini, begitu.. Bla bla bla.. Yang membuat keputusan bagaimana kalau Raka disekolahkan disini (maksudnya terapi). 
Awalnya keluhan saya hanya tentang Raka yang belum bisa bicara atau mengeluarkan kata-kata sebagaimana mestinya anak seumuran dia. Dan dokter menyarankan sebelum Raka ikut Terapi Wicara, ada baiknya mengikuti Terapi Sensori Integrasi (SI) terlebih dahulu, katanya sih alasannya karena Raka kurang responsif terhadap perintah. Jadi ya disarankan itu dulu, menstimulus kemampuan sensor dan motoriknya supaya bisa merespon perintah dan kepatuhan. Jadi sejauh ini, belum ada keputusan pasti "ada apa dengan Raka" karena masih perlu observasi lagi. 

Aih aih, pusing deh denger istilah-istilah medis. Saya jadi lebih mudeng kalau ada yang ngobrol pake bahasa pemrograman aja deh :( daripada denger dokter bicara.

Dan, hari ini hari pertama Raka ikut terapi SI. Pertama kali, kita diajak masuk ruang SI oleh terapis-nya Raka (ibu Yayah namanya). Orangnya cukup menyenangkan menurut saya (karena wanita kali ya, jadi mungkin lebih bisa mengerti anak-anak). Raka asik-asik aja masuk ruangan bareng bundanya, tapi gak lama setelah ibu Yayah memberi gambaran pada saya tentang apa saja yang akan dilakukan pada terapi-nya Raka di SI, kemudian saya diminta keluar dan membiarkan Raka bersama terapisnya. 

Deg. Jantung rasanya mau copot deh. Lebay ya? :(( Beneran ini kali pertama saya ngelepas Raka sama "orang lain", selain ayahnya. Bahkan sama nenek-kakeknya aja gak pernah sampe saya "gak ada". Dan yang terjadi? Raka nangis sepanjang waktu terapinya, terus berharap pintu dibuka dan mencari bundanya. Saya yang ngintip-ngintip di luar jendela, pengen ikutan nangis deh bareng Raka.

Sesi terapi berjalan sekitar 40menit, setelah keluar dari ruang SI. Muka Raka merah, matanya sembab dan ingusnya meler :P Bener-bener deh gak berenti sampai akhirnya saya gendong baru berenti nangis. Ibu Yayah cerita apa aja yang dilakukan Raka selama terapi pertama ini :
  • Selama terapi, Raka nangis, sempat berhenti ketika naik mainan kayak rolling kuda-kudaan dengan ibu yayah duduk dibelakang Raka sambil ayun-ayun. 
  • Tapi nangis lagi ketika melakukan aktifitas lain. = =' 
  • Ketika diajak berinteraksi dengan mainan, dan diminta untuk mengambilkan mainan itu. Malah dilempar-lempar itu balok-balokan.
  • Masih belum respon kalau dipanggil, tapi kontak mata sudah ada

Minggu depan dijadwalkan terapi SI lagi deh :|
Mudah-mudahan ada peningkatan kemampuan Raka setelah ikut terapi ini. Mudah-mudahan juga saya dan suami terus kuat biar Raka gak kena racun "nonton" lagi. Eheu.. :((

0 comment(s):

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

Comment please..

You can use some HTML tags, such as <b>, <i>, <a>, and using smiley code