Thursday, December 27, 2012

Cerita Raka - Terapi Sensori Integrasi

Hari ini, hari kamis, tadi jam 10 pagi, jadwal terapi SI-nya Raka. Dan ini sudah pertemuan yang ke-empat. Karena jadwal terapinya Raka cuma satu kali seminggu, jadi berasa lamaaaa banget, udah sebulan aja Raka ikutan terapi. Kurang efektif sih menurutku kalau cuma jadwal sekali seminggu dengan waktu terapi cuma 40 menit sajah. :(
Saya mau cerita tentang terapi raka dari mulai pertemuan ke-2 hingga ke-4 tadi. Dan sampai saat ini, di pertemuan terapi ke-4 pun, Raka masih menangis gak keruan begitu masuk ruang SI.

Pada pertemuan terapi ke-2, Raka masih asik-asik aja diajak ke lantai 5 KTK, dia seneng naik lift :) Dan masih asik juga diajak masuk ke ruang SI bareng bundanya. Tapi begitu ditinggal bunda keluar dan diam diruangan bersama terapisnya, langsung nangis tiada henti sampai akhir sesi terapi. Plus, dia muntah dan ngotorin bajunya semua, jadi terpaksa keluar ruangan SI dan bundanya harus bersih-bersih dulu itu baju Raka, mana gak bawa baju ganti, jadi cuma dibersihin pake tissu basah doang. Dan bau muntahnya masih semriwing kemana-mana. Hehehehe *noted : nanti-nanti selalu bawa baju ganti minimal satu stel baju* 
Dari segi kepatuhan, katanya Raka sudah sedikit memperlihatkan hasil, dia sudah mau diajak bermain berbagai mainan balok, bola, ayunan, dan sudah tau fungsi dari mainan itu. *gak maen lempar-lempar lagi, tapi mainan dirumah koq tetep aja dilempar-lempar* :P

Di rumah pun Raka lagi seneng main balok-balokan atau puzzle blocknya, senengnya main 'masukin ke bucket', setelah semua mainan di awur-awur, setelahnya dimasukin ke bucket. Dan permainan ini awet diulang-ulang sampe bosen. Kalau udah bosen dan kesel, ya dilempar-lempar lagi.. Booo -.-'

Kemudian pertemuan terapi SI Raka ke-3, masih sama, awalnya dia masih asik-asik aja naik ke lantai 5 KTK pake lift, apalagi perginya dianterin sama oma-nya juga, jadi rame. Dia exited muter-muter lantai 5, kebetulan hari itu lagi ada acara, jadi banyak banget anak-anak kecil dan orang tua, jadi berasa pasar deh di KTK, dan Raka dengan riangnya lari kesana kesini, bahkan beberapa kali ngetok-ngetok ruang SI. Tapi begitu ruang SI kebuka dan muncul sang terapisnya. Raka langsung mundur, kayak sadar kalau dia bakal ditinggal lagi sama bundanya di ruangan itu. Yak, dan nangis lagi deh sepanjang waktu terapi. Walau gak selebay dua pertemuan sebelumnya. Sekarang ada jeda dimana dia mau diajak main bersama Ibu Yayah. Tapi tetep sesenggukan. :(

Hari ini, setelah dua kali terapi sebelumnya (yang ke-2 dan ke-3) dianter sama omanya Raka. Sekarang si ayah yang nganter. Raka anteng, dikiranya mungkin mau main ato belanja ke carr*f*ur, begitu sampai tempat parkiran He*m*na, dia seakan sadar gitu, kalau ternyata mau terapi. Yang biasanya jalan gak mau pake digandeng tangan, tadi dia cantel jari bunda ato ayah kenceng banget, gak mau dilepas. 

Dan begitu naik lift ke lantai 5 KTK, wajahnya berubah, mulai gak nyaman. Terlebih begitu liat Ibu Yayah udah melambai-lambai di depan ruang SI, langsung kabur aja Raka, ngumpet bolak balik dibelakang bujur bunda sama ayah. = =' Untuk masuk ruang SI pun gak pake diajak jalan sendiri, harus digendong paksa. Nangis lagi deh kejer. Huft.. Ngerasa berdosaaaaa banget sama Raka deh jadinya, kalau bukan demi kebaikan dan masa depan Raka, gak mau deh gini-ginian. Gak tega. Tapi harus gimana lagi? :((

Tadi sempat ada pertanyaan yang mengganjal dihati, dan saya tanyakan pada saat konsultasi dengan si Ibu Yayah, karena waktu awal konsultasi ke tim dokter tumbuh kembang, belum ada diagnosa pasti tentang kenapa si Raka ini. Dan Ibu Yayah pun menenangkan hati saya dengan berkata, kemungkinan ke arah autisme, ADHD, hiperaktif itu tidak/belum ada. Sejauh ini, masalah Raka hanya di speech delay. Karena dari segi kepatuhan Raka cukup baik, bahkan kontak mata Raka bagus, dia sudah mau nengok kalau dipanggil walau gak cukup dipanggil sekali aja. Hanya butuh sedikit pendekatan aja, setelah itu Insyaallah bisa dilanjut terapi wicara. 

So far, dari hasil terapi SI Raka, intinya sama.. Belum ada hasil signifikan. Anaknya masih susah dipegang orang lain, dikit-dikit nempel bundanya terus. Nangis terus. Terapinya yang cuma seminggu sekali, bikin Raka gak maksimal untuk belajar. Seharusnya jadwal terapi SI Raka tuh dua kali seminggu, biar lebih optimal terapinya. Tapi waiting listnya itu looh, mau cari jadwal kosong susah banget. Kata si Ibu Yayah, emang penuh, yang masuk SI banyak, tapi yang lulusnya sedikit. Jadi ya gitu deh, penuh semua jadwalnya. Padahal saya juga inginnya mengoptimalkan terapi-nya Raka. :((

Si ayah ngajak cari second opinion di KTK lain, pengennya cari tempat terapi lain juga, yang jadwal terapinya gak penuh-penuh banget kayak disini. Tapi di bekasi, dimana lagi tempat klinik tumbuh kembang? Kebanyakan kayaknya di jakarta deh. :( Ah kejauhan, kasian Raka kalau lama-lama dijalan, terapi disini aja, jarak dari rumah ke he*m*na tuh lumayan jauh. Cape dijalan. Apa pindah ke Bandung lagi aja ya? Ikutan terapi di KTK he*m*na pa*teur? Apalagi disana Raka banyak sepupu-sepupunya. Ah, bingung nih.. :P

Minggu depan terapi lagi deh.. Yosh, harus semangad biar Raka cepet lulus. Doakan kami ya.. :)

Monday, December 24, 2012

8 Years

Yeap, it's been eight years since I become blogger.. 
Dan blog ini, menjadi rumah saya bernaung dan mewarnai semua perjalanan selama 8 tahun. Walau saya tidak serajin blogger lain, bahkan jumlah postingannya pun gak sampai ribuan, padahal kalau saya rajin setiap hari menulis blog minimal satu postingan aja, kira-kira 8 tahun (2004-2012) = (2x366) + (6x365) = 732+2190 = 2922 postingan.. :))

Delapan tahun ini, saya ternyata berubah. Dari semi-remaja menjadi wanita *ehm*. Saya kira saya sedikiiiit lebih dewasa dalam tulisan-tulisan saya. Sempat lho flashback ngeliat postingan-postingan saya di awal blog ini,  benar-benar memalukan deh. Pengennya mah dihapusin, tapi nanti jadi gak ada jejak keberadaan saya dari masa itu. Hihihi. 

Saya cukup bahagia dengan saya dan masa depan, bukan saya di masa lalu. Seperti bayi yang baru lahir dan kemudian melalui berbagai fase kehidupan, hingga saya menjadi sekarang ini. Adalah proses. Proses kehidupan saya selalu akan berjalan maju. Seperti blog ini juga ya. Mungkin ada saatnya nanti, akan terhenti saya datangi, akan terhenti saya naungi. Entah kapan. Tapi saya berharap ini bisa menjadi tempat terbaik untuk saya menjadi diri saya sendiri. ^^

Dan semoga masih banyak lagi cerita yang bisa saya tuangkan disini, tentang saya, tentang Raka, tentang semuanya. *Pengen deh bisa rajin nulis, tapi susah banget cari waktu luang, digangguin Raka terus* :|

So... Selamat bulan desember, 
Don't know why, but I love this month (karena banyak hari libur, diskon, dan pastinya peringatan pernikahan dengan si akang dong) :))

Thursday, December 06, 2012

Cerita Raka - Klinik Tumbuh Kembang

Kenapa tiba-tiba ingin bercerita tentang Raka? Ya lah, kan anak saya Raka :) Masa cerita-cerita anak tetangga, nanti jadi bergosip lagi.. he he he
Bulan desember ini, Raka masuk usia 21 bulan. It's three months to two years. Senang? Banget, so far saya masih gak nyangka bisa punya anak selucu dan selincah Raka. Apalagi saya bisa bersama Raka full time, 24hours 7days :) Karena banyak ibu yang masih gak punya kesempatan untuk seperti saya karena banyak faktor, entah pekerjaan atau apalah. Tapi itu semua kembali ke pilihan masing-masing kan ya? :)

Back to Raka lagi ah, 
Ceritanya begini, di usia Raka sekarang ini. Dia makin lincah, aktif, senang memegang apaaaa aja yang menarik perhatian, kadang suka ngikutin suara yang menarik buat dia. Bahkan suara-suara yang oleh kita orang dewasa gak terlalu diperhatiin kayak detik tik-tok jam dinding, dia malah perhatiin serius dimana suara itu berasal. Tapi susahnya, Raka kurang respon kalau ada yang mengajak dia bicara/ngobrol, bahkan kalau dipanggil namanya pun, jarang banget mau nengok atau melihat ke arah yang memanggil. Sedih kan? Bundanya udah teriak-teriak sambil jingkrak-jingkrak manggil nama Raka dari arah dapur, dia cuek aja asik sama apa yang lagi dilakukan. 

Raka juga belum bisa bicara sampai sekarang, walau ada sedikit babbling dan cerewet teriak-teriak. Tapi belum ada kata-kata yang bermakna. Cuma sekitar "mimimi, pipipipi, yayayaya". That's it. T_T
Saya emang pada dasarnya curigaan, jadi semakin curiga aja sama perkembangan Raka yang koq ya segitu-gitu aja, BBnya juga gak naik-naik :( hanya berkisar antara 9-10 kilo aja sejak usianya 1 tahun. Jadi sedikit down, mikirin PR saya banyak banget ini mengenai Raka. 

Berusaha mencari informasi dan sebab kemungkinan yang terburuk tentang tumbuh kembang Raka. Ternyata banyak hal, gak bisa dilihat dari satu sisi aja. 
Seperti misalnya, Raka belum bisa bicara. Kenapa? 
Apa karena dirumah Raka cuma tinggal dengan Ayah-Bundanya saja, hingga kurang stimulasi? 
Ataukah karena Ayah-Bundanya Raka kurang banyak berkomunikasi dua-arah dengan Raka? Banyak/sering nonton tv ngga?

Awh.. Berasa ditampar, jawabannya ya, ya, ya :(( Saya akui, Raka memang sering dikasih nonton video/film anak-anak di tv atau laptop atau handphone. Itu semua bikin Raka jadi "tenang", instead of kelakuannya yang terlalu lincah seperti berlari, loncat-loncat, lempar-lempar mainan atau berputar-putar. Bahkan untuk video edukasi pun ternyata lebih baik jangan sebelum anaknya "mampu berbicara", karena tontonan itu sifatnya satu arah dan tidak membuat anak terangsang untuk ikut berbicara. Ya ya bu dokter, saya mengaku salah. :(

Alasan saya memberi tontonan, mungkin ya karena itu, saya sendiri dirumah mengerjakan berbagai pekerjaan rumah yang tidak bisa ditinggal/ditunda, dan saya ga bisa mengandalkan jadwal Raka tidur yang sekarang sudah sangat berkurang (hanya sekitar 1-2jam saja kalau siang). Masak, nyuci, beberes, nyapu, ngepel, semua saya kerjakan sendiri. Tapi tetap, saya memang salah.. :((

Sulit menghapus perasaan bersalah ini, saya pun mencoba membicarakan ini dengan Ayahnya Raka. Kami pun mencoba mencari "jawaban" dari rasa penasaran dan bersalah saya. Kami mendatangi Klinik Tumbuh Kembang di salah satu RSIA di bekasi, didampingi dengan Dokter Tim KTK, dua orang dokter kemudian melalukan observasi dan interview dengan Raka dan kami. 

Hasilnya? Entahlah. Saya bingung. Sejujurnya, saya gak tanggap dengan dua dokter itu bicara. Mereka malah sibuk bicara berdua, soal kira-kira Raka begini, begitu.. Bla bla bla.. Yang membuat keputusan bagaimana kalau Raka disekolahkan disini (maksudnya terapi). 
Awalnya keluhan saya hanya tentang Raka yang belum bisa bicara atau mengeluarkan kata-kata sebagaimana mestinya anak seumuran dia. Dan dokter menyarankan sebelum Raka ikut Terapi Wicara, ada baiknya mengikuti Terapi Sensori Integrasi (SI) terlebih dahulu, katanya sih alasannya karena Raka kurang responsif terhadap perintah. Jadi ya disarankan itu dulu, menstimulus kemampuan sensor dan motoriknya supaya bisa merespon perintah dan kepatuhan. Jadi sejauh ini, belum ada keputusan pasti "ada apa dengan Raka" karena masih perlu observasi lagi. 

Aih aih, pusing deh denger istilah-istilah medis. Saya jadi lebih mudeng kalau ada yang ngobrol pake bahasa pemrograman aja deh :( daripada denger dokter bicara.

Dan, hari ini hari pertama Raka ikut terapi SI. Pertama kali, kita diajak masuk ruang SI oleh terapis-nya Raka (ibu Yayah namanya). Orangnya cukup menyenangkan menurut saya (karena wanita kali ya, jadi mungkin lebih bisa mengerti anak-anak). Raka asik-asik aja masuk ruangan bareng bundanya, tapi gak lama setelah ibu Yayah memberi gambaran pada saya tentang apa saja yang akan dilakukan pada terapi-nya Raka di SI, kemudian saya diminta keluar dan membiarkan Raka bersama terapisnya. 

Deg. Jantung rasanya mau copot deh. Lebay ya? :(( Beneran ini kali pertama saya ngelepas Raka sama "orang lain", selain ayahnya. Bahkan sama nenek-kakeknya aja gak pernah sampe saya "gak ada". Dan yang terjadi? Raka nangis sepanjang waktu terapinya, terus berharap pintu dibuka dan mencari bundanya. Saya yang ngintip-ngintip di luar jendela, pengen ikutan nangis deh bareng Raka.

Sesi terapi berjalan sekitar 40menit, setelah keluar dari ruang SI. Muka Raka merah, matanya sembab dan ingusnya meler :P Bener-bener deh gak berenti sampai akhirnya saya gendong baru berenti nangis. Ibu Yayah cerita apa aja yang dilakukan Raka selama terapi pertama ini :
  • Selama terapi, Raka nangis, sempat berhenti ketika naik mainan kayak rolling kuda-kudaan dengan ibu yayah duduk dibelakang Raka sambil ayun-ayun. 
  • Tapi nangis lagi ketika melakukan aktifitas lain. = =' 
  • Ketika diajak berinteraksi dengan mainan, dan diminta untuk mengambilkan mainan itu. Malah dilempar-lempar itu balok-balokan.
  • Masih belum respon kalau dipanggil, tapi kontak mata sudah ada

Minggu depan dijadwalkan terapi SI lagi deh :|
Mudah-mudahan ada peningkatan kemampuan Raka setelah ikut terapi ini. Mudah-mudahan juga saya dan suami terus kuat biar Raka gak kena racun "nonton" lagi. Eheu.. :((