Sunday, October 24, 2010

#Week 20 : Ada "Burung"-nya

Hoooh... Sudah minggu ke-20 kandunganku. Berarti tepat 5 bulan. Ih.. gak berasa yah.. Udah gede aja perutku sekarang... >_<" Rasanya... bahagia banget. Hohohoho.

Cerita-cerita nih.. Kemarin yah, jadwal kontrol rutin lagi ke dokter. Tadinya uda hopeless bakal diundur aja kontrolnya, berhubung si suami belom gajian, sedangkan aku sendiri moneyless banget setelah semua sisa uangku dipinjam sama papa. Hiks. Tapi emang dasar, ada aja rejeki buat si dedek.. ^^ Dapet aja bantuan pinjeman. Hehehhe.. Padahal gak niat banget pengen pake uang itu. Tapi apa boleh buat lah, demi perkembangan jabang bayi ya harus ke dokter. Ya toh? :)

Akhirnya semalem jadi deh ke dokter. Pas naek meja periksa, susternya bilang "Waaah.. ini mah anaknya pasti perempuan, soalnya ibunya bersih banget, putih lagi".
Bu dokter aja meng-iya-kan. Hehehe.. *dalem hati sih, meng-aminkan aja, udah pede anakku perempuan sih*.
Tapi, begitu usg.. Bu Dokternya bilang, "Woooh, ada "burung"-nya. Protes dia dibilang cewek, langsung ditongolin "burung"-nya."

Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaayah... Si dedek punya "burung" ^o^ Seneng juga sih, tapi berarti harus nyiapin nama buat anak laki-laki donk? Padahal yang udah siap tuh nama anak perempuan. Hihihih.

Apapun nanti jenis kelamin anakku. Semoga menjadi anak yang soleh/soleha dan berbakti kepada kedua orangtuanya, plus jadi anak yang pinter kayak orang tuanya juga. Hihihi *banyak maunya*

Ya Allah, Terima kasih atas nikmat-Mu, rejeki-Mu, dan kemurahan hati-Mu, Ya Rabb...
Amin Ya Rabbal Alamin.

Friday, October 15, 2010

Trisha Yearwood - How Do I Live

Lagi jalan-jalan cari judul pilem jadul, tiba-tiba nemu pilem Con Air yang dibintangin sama Nicholas Cage. Jadi inget saya suka banget film ini. Menyentuh abis, susah cari download-an filmnya. Jadi cuman bisa mengingat-ingat ceritanya aja. Hm....
Daaaan satu lagi yang saya suka dari film ini, soundtracknya yang berjudul How Do I Live yang dinyanyiin sama Trisha Yearwood. Sooooo.. lovely song. Jadi pengen karokoe-an.. hihihihi..

For my special adorable husband and my-little angle-to-be..




Trisha Yearwood - How Do I Live (Without You)

How do I
Get through one night without you
If I had to live without you
What kind of life would that be?
Oh I need you in my arms
Need you to hold
Your my world my heart my soul
If you ever leave
Baby you'd take away everything good in my Life.

And tell me now
How do I live without you
I want to know
How do I breathe without you
If you ever go
How do I ever, ever survive?
How do I
How do I
O how do I live?.

Without you
There'd be no sun in my sky
There would be no love in my life
There would be no world left for me
And I
Baby I don't know what I would do
I would be lost if I lost you
If you ever leave
Baby you would take away everything real in My life

And tell me now
How do I live without you
I want to know
How do I breathe without you
If you ever go
How do I ever ever survive?
How do I
How do I
O how do I live?...

Please tell me baby..

How do I go on?
If you ever leave
Well baby you would take away everything
Need you with me
Baby don't you know your everything good in My life

And tell me now
How do I live without you
I want to know
How do I breathe without you
If you ever go
How do I ever, ever survive?
How do I
How do I
O how do I live

How do I live without you
How do I live without you baby.......
How do I live....

Wednesday, October 13, 2010

Konstipasi Menyebalkan

Ilustrasi disamping menggambarkan makin lama sampah ditumpuk, makin penuh dan yang pasti tempat sampahnya juga makin penuh dan ngga bisa menampung lebih banyak sampah lagi.
Yeap.. Seperti itulah kondisi perut saya saat ini, penuh dengan sampah yang harusnya dibuang, tapi tidak juga bisa dibuang. Sindrom konstipasi masa kehamilan kayaknya mulai terjadi lagi. = ='
Ditambah, saya tipe orang yang malu-malu untuk berhajat kalau ada di tempat baru dan berhadapan dengan toilet baru juga. Dua hari ini saya kembali mengunjungi rumah mertua saya di Bandung, dengan maksud dan tujuan untuk mengurus skripsi saya yang tidak kunjung selesai. Otomatis, saya harus kembali beradaptasi dengan toilet disini. Jadi semakin sulit lah acara hajat-menghajat ini. *menderita banget* o.O'

Pernah berpikir gak sih? Urusan hajat ini, bisa mempengaruhi hormon dan emosi. Walaupun saya masih belum juga menemukan korelasinya. Tapi jujur saja, setiap kali konstipasi terjadi pada saya. Bawaannya koq jadi emosi banget, entah marah tiba-tiba atau nangis tiba-tiba (karena gak bisa marah). Yah serba salah lah. Begitu juga sekarang, konstipasi terjadi di waktu yang tidak tepat menurut saya. Dengan kondisi saya sendirian di Bandung tanpa suami yang menemani, numpang di rumah mertua, dan saya harus bermanis-manis sikap dengan semua saudara saya disini. 
Owh.. Sangat menyiksa sekali. Sedangkan dikarenakan kondisi saya yang sendirian disini dan sedang hamil pulak. Gak salah lah mertua saya pun ikut-ikutan riweuh* dititipin menantu yang hamil dan "ajaib" kayak saya. Jadi setiap saat dan setiap waktu yang dikatakannya hanya, "Geura makan, meuni hese dititah makan ge"** .

Translate : 
* riweuh : repot
** Cepet makan, susah sekali disuruh makan saja.

Yaaah, begitulah. Mirip-mirip sama mama saya lah. Harus benar-benar melakukan "kegiatan makan" dihadapan beliau, baru akan berhenti berkicau untuk menyuruh makan. Padahal kondisi saya tidak lapar dan sedang sakit perut karena konstipasi. Tapi tampaknya tetap ritual makan itu harus dilakukan hingga terlihat saya sedang menyuap nasi ke mulut saya sampai sepenuh-penuhnya. Hihihihihi..
Begitulah yang terjadi malam ini, jujur.. Ini hari ketiga saya belum berhajat. Namun saya makan terus setiap waktunya makan. Rasanya... seperti tempat sampah. Tidak enak duduk, tidak enak bergerak, tidak enak tidur.. Pokoknya serba gak enak lah. Kadang sampe mikir, si dedek di perut kena bau sampahku gak ya di dalem? Karena terbayang, sampah-sampah di perut saya sudah membusuk saja. Duh, kesian si dedek.. TT_TT *hiks hiks hiks*

Tapi gimana lagi.. ????
Masalahnya kali ini, kenapa orang lain gak ada yang bisa ngerti kondisi saya? Bukannya makan terus tanpa dibuang pun tidak akan baik hasilnya? Selain penyerapan gizi makanan jadi melambat, saya juga jadi susah bergerak, kepala jadi pusing dan emosi, plus mungkin saja semua racun di sampah perut saya ini jadi berbalik meracuni saya sendiri saking lamanya tidak dibuang juga. 

Sekarang saya hanya bisa merasakan betapa tidak nyamannya konstipasi ini. Entah kapan berakhirnya, saya jadi ingin punya toilet sendiri yang bisa dibawa kemana-mana yang sesuai dengan mood perut saya. Jadi gak usah malu-malu lagi jika berhajat. 

*Sampai saat saya menulis ini pun, saya hanya bisa elus-elus perut.. Minta maaf sama si dedek belum bisa berhajat..."Maafin bunda ya dek, sabar ya di dalam, tutup hidung kalau memang terlalu bau"

Friday, October 08, 2010

Perkembangan Bayi dalam Rahim Ibu

Awalnya, dapet link video ini dari kaskus. Terus searching-searching di youtube. Nemu video ini juga.
Subhanallah banget... Gak bisa bernenti netesin air mata tiap ngeliat video ini. Makanya pengen di share juga buat semuanya.

Betapa indahnya keajaiban yang dikasih Allah buat seorang IBU... ^o^





Semoga kita selalu menjadi orang-orang yang bersyukur atas Nikmat Allah.. Amin

Thursday, October 07, 2010

Prahara Rumah Tangga di Rumah Orang Tua

Yah maklum lah, saya dan suami masih belum memiliki finansial yang cukup untuk menyewa atau membeli rumah sendiri. Jadi sampe usia pernikahan kami ini menginjak 10 bulan pun, kami masih tinggal di rumah orang tua. Waktu awal menikah, sekitar 5 bulan saya tinggal di rumah mertua alias rumah orang tua sang suami di Bandung, karena kami berdua masih sama-sama bekerja di Bandung. Begitu suami saya ditarik kembali ke kantor pusat di Jakarta, lantas saya pun resign dari pekerjaan (rasanya udah pernah cerita juga sih di blog ini, chapter sekian lah). Hohohoho... 
Jadilah kami pindah ke Jakarta, namun berhubung orang tua saya tinggal di Bekasi. Dan masih tersisa satu kamar tidur milik saya semasa kecil hingga sekarang. Jadi kami memutuskan untuk save income ajah ikut nebeng di rumah orang tua saya dari pada harus ngekos atau ngontrak rumah *walaupun sampai saat ini, tabungan terus aja terkuras untuk biaya ini dan itu* hehehehe.
Ditambah saya sekarang tengah berbadan dua dengan usia kandungan menginjak sekitar 17 mingguan lah. Makin membesar dan semakin repot saja saya untuk beraktivitas. Jadi makin males untuk berusaha mandiri. Hehehe.
Tapi ya itu lah.. Namanya tinggal di rumah orang tua, jangan harap enak dan nyaman. Meski ini rumah orang tuan saya sendiri, dan kebetulan saya anak tunggal, jadi tidak punya saingan dengan saudara manapun. Hihihiih. Tetap saja namanya mama saya orangnya tuh "ndablek" dan "cerewed". Selalu cepat ngomel kalo ada yang tidak sesuai dengan keinginannya. Saya berkutit di depan leptop sepanjang hari ajah, mama uda ngomel terus, tiba-tiba hujan deras menyerang dan berperang dengan pasukan petir dan guluduk *ah lebay* si mama makin panik.
Mama :  "Dea.... cepet matiin leptopnya, nanti kesamber!!!!"
Saya  : ................... *krik krik krik*
Apa hubungannya saya masang leptop yang udah jelas cuman pke batere tidak dalam keadaan nge-cas ituh, sama kesamber petir? o.O' 
Dalam hati cuman mangkel tiada dua. Yaoloooo mamaaaa... lebay deh.

Satu lagi kejadian membuat saya sedikit mangkel, lebih tepatnya kecewa.
Hari Selasa kemarin, saya berencana ingin masak untuk semua anggota rumah *sebagai penebus rasa bersalah tidak membawa upeti oleh-oleh dari bandung weekend kemarin*.
Rencananya saya mau masak buat makan malam dan camilan ketika semua orang rumah pulang, roti goreng. Oke, rencana siap.. Saya sudah nitip mama pagi-pagi untuk belanja bahan masakan untuk makan malam. Sedangkan untuk bikin roti goreng, semua bahannya gak ada dipasar, jadi saya harus ke Carr*f**r karena disana lebih lengkap. Berhubung mama hari itu ada pertandingan voli hingga malam. Jadi saya terpaksa belanja sendirian. It's okay nda apa-apa. Saya sedang ber-mood baik siang itu. Belanja lah saya sendirian sambil bersenandung senang.. du du du du du....
Pulang dengan membawa beberapa kantong belanjaan yang lumayan beurad, sampe dibantuin bapak supir taksi yang baik sekali membawakan belanjaan saya sampe depan pintu rumah. *panjangnyaaaaa.. ^^*

Singkat cerita...
Sesorean hingga pukul 7 malam, saya asyik berkutat sendiran di dapur. Menyiapkan segelintir masakan yang sudah saya rencanakan. Membuat roti goreng, menyiapkan makan malam : Sop ayam, ikan goreng, dan lain-lain.. Semua beres, pas suami saya pulang. Dan tidak berapa lama pun, mama juga pulang. Sipp.. sesuai rencana. 

Akhirnya sang suami pun makan dengan lahap, jujur saya senang kalau dia lagi makan. Keliatan sehat. Hihihihi.. ^o^... Saya pun menawarkan mama makan, tapi mama cuman menye-menye mesem mukanya.
Mama : "Mama kenyang, sudah makan tadi sama teman-teman voli".
Sambil ngeloyor ngambil roti goreng 1 biji doank. Isz.. Kecewa hati saya, tau gitu, saya gak usah masak banyak deh. Padahal ikan goreng uda saya goreng semua dengan harapan saya bisa makan bareng mama.
= ='

Udah gitu, sebelumnya papa saya juga menelepon, baru bisa pulang malam banget. Ada masalah di kantornya jadi harus lembur. Pupus sudah... Makanan di meja tidak ada yang menyentuh kecuali suami saya yang berbaik hati menghabiskan porsi lebih dari biasanya. TT_TT
Okey, untuk memperbaiki suasana hati saya.. Saya langsung tidur. 


Keesokan paginya... 

Roti gorengnya habis, padahal semalam tersisa 4 roti di piring. Ternyata papa saya yang menghabiskan. Seneng sih. Tapi, tetep aja. Makan malem utuh. Sop ayam nya masih utuh sepanci penuh *walau udah dikurangin sama suami saya* = =' Papa pun tidak menyentuh makan malam yang saya siapkan.

......

Seharian itu akhirnya saya jadi males ngapa-ngapain.. Saya tidur hingga menjelang makan siang. Memang saat itu badan saya berasa berat dan sedikit demam menjelang flu. Jadi saya benar-benar tidak masak, bahkan untuk makan aja tidak. Saya cuman makan buah pisang terus untuk asupan perut saya. Mama ada di rumah, gak kemana-mana, tapi mama pun gak ngapa-ngapain. Cuman tidur dan sibuk main game di hp-nya atau di gimbot jadulnya. Gak belanja, gak masak, gak beliin makanan.. *sigh*
Cuman bisa ngadu sama suami saya via chat... Sedih rasanya hati saya. 

Tiba-tiba, 
Mama : "Dea, kamu gak masak? Ntar Arif dimasakin apa buat makan?"
Saya : ............ 
Mama : "Ya harusnya kamu lah yang masak".... *ikut diem seribu bahasa*
Akhirnya sore itu kami tidak saling berbicara lagi, males.. Saya bosan di omelin begini. Koq mama mikirnya saya harus masak cuma karena mikir suami saya yang belum pulang? Nda mikir kita harus makan apa hari ini?

Jadi inget aturan senioritas ...
Pasal 1 : Senior selalu benar
Pasal 2 : Kalau senior salah, lihat pasal 1
......
Akhirnya malam itu, saya hanya masak mi goreng 4 bungkus untuk bertiga : saya, suami saya dan mama. Karena papa tidak pulang malam itu. 
Sedangkan sisa makanan kemarin, sebagian jadi santapan makan malam kucing-kucing dan tempat sampah.

Ini namanya prahara kecil kah? Who knows.. 

Wednesday, October 06, 2010

Rumah Baru di .: dOd in words :.

Tiba-tiba kepikiran pengen ganti rumah baru.. *ihiy* So bye bye last theme with buddypoke as header. Kesannya kekanakan sekali *baru sadar* (doh)
Kali ini nuansanya ijo-ijo putih gitu. Kenapa jadi ijo? Ntah.. Lagi suka aja sama ijo.. 
Semua elemen di laptop saya lagi di ijo-ijo-in. Halah... Biar kesannya natural gimanaaaaa gitu. Lagi suka yang greeny-greeny gitu lah. Kan biar dibilang "Go Green" gitu. 

Contoh ijo-ijo di laptop sayah :

Desktop 

Browser kesukaan sayah, si Chrome 


Bahkan si plurk juga ikut-ikutan meng"ijo" 


Hihihhi.. Norak ya? Biarin ah.. ^o^ Yang penting si sayah senang.. Ya toh ya kan? Pokoknya lagi seneng warna ijooo... Nah gimana kasusnya kalo tiba-tiba saya berubah suka warna lain? Jadi merah, pink, hitam atau warna lainnya? Aaaah.. itu urusan nanti deh, paling repotnya juga sama kayak sekarang. Ganti sana, ganti sini.. Pokoknya atur kesenangan aja. Dan ngeditnya pun gimana mood. Hahhaa.. 

Gimana rumah baru sayah? Cukup meng-hijau kan? ^_^ Mudah-mudahan yang berkunjung jadi betah *beeeeuuuh berasa iya aja ada yang berkunjung di blog ini* Sok kepedean sekali si sayah *getok geura*


Friday, October 01, 2010

Resign Again? Yes, I do

Ehm.. Sesuai judul.. ^_^ Lagi-lagi resign dari kerjaan. Hohohoho.. Bukan berarti saya tidak loyal terhadap perusahaan. Tapi ada alasan dibalik mengapa saya memutuskan untuk resign.

  1. Jarak antara tempat bekerja dan rumah saya terlalu jauh. Bayangkan saja, rumah saya di Bekasi Timur sedangkan lokasi kantor ada di Jakarta Barat. Heuh? Ujung ke ujung kan? Menyedihkan.. :P
  2. Saya merasa terlalu sering mengeluh lelah setiap pulang kantor, mungkin ini juga dipicu karena kondisi saya yang sedang mengandung. Jadi serba lambat dan melelahkan. 
  3. Saya ingin menyelesaikan skripsi saya yang tertunda. Helloooow... I'm 24, but still not finishing my bachelor's. Membuat saya malu sendiri. Hahhaa. Pokoknya harus bisa sidang sebelum melahirkan. Hohohoho.
  4. Saya ingin fokus merawat kandungan saya, merasakan setiap gerakan di perut saya dan belajar mencintai lebih dari yang saya bisa berikan. Dan saya akan melakukan itu.^o^
  5. Ingin mencoba sesuatu yang baru, bekerja tidak harus di kantor kan? Saya yakin bisa menghasilkan uang dengan cara apapun. Buktinya, saya masih bisa menghasilkan uang dengan menulis berbagai artikel di Internet. Hey.. Internet dunia luas... :) *setuju lah*
Yeap.. Mulai tanggal 1 ini, saya resmi pengangguran *lagi*
Hahahha. Menyesalkah? Tentu tidak, justru ini yang saya inginkan. Menjadi bebas tanpa terkekang oleh peraturan perusahaan. Mungkin sudah saatnya bagi saya untuk melangkah. Saya tidak mau terus-terusan bekerja untuk orang lain. Tapi inginnya orang lain yang bekerja untuk saya. Hohohoho. 
Saatnya merencanakan sesuatu yang matang.. 


Hm.... mencari ide dulu aaah..