Thursday, July 07, 2011

Ketika Saya Bersalah

Ini sebenernya notes yg saya buat di fb, tapi tiba-tiba kepikiran (atau disarankan yah) sharing ke blog juga. Lumayan buat menuh-menuhin postingan.. :)


By Dea Gannyaldi· Thursday, June 30, 2011

[kesalahan saya ke#1]
(P)ernyataan/Pertanyaan : "Kayaknya anak saya diare, pup-nya hari ini sudah lebih dari 4 kali"
(T)anggapan  : "Kamu sih makan yg pedes2 terus, jd anaknya diare" [FAIL]

 [kesalahan saya ke#2]
P : "Jadi takut anak saya dehidrasi deh kalau diare gini"
T : "Yah kasih banyak air putih lah kalau takut dehidrasi mah" [FAIL]

 [kesalahan saya ke#3]
P : "Sepertinya anak saya tertular cacar air dari saya"
T : "Makanya kalau masih sakit, jangan deket-deket. Jangan kasih ASI kamu, jadi ketularan kan tuh" [FAIL]

[kesalahan saya ke#4]
P : "Pokoknya saya mau ASI Ekslusif buat anak saya"
T : "Gak usah maksain ASI Eksklusif lah, kalau kamu sendiri gak bener makannya. Kasian anaknya, jadi kelaperan. Liat aja sendiri, suka makanin tangannya" [FAIL]

[kesalahan saya ke#5]
P : "Anak saya jadi berlebihan air liurnya ya"
T : "Iya itu gara-gara kamu waktu hamil ngidamnya gak kesampaian, anaknya jadi ileran. Udah kasih makan aja, icipin yang kamu ngidamin waktu hamil" [FAIL]

[kesalahan terfatal]
Sepertinya saya memberi pernyataan dan pertanyaan dengan orang-orang yang salah. Makin membuat saya menjadi merasa bersalah.  [COMPLETELY FAIL]

*** 

Susahnya mendapat dukungan terbaik dari lingkungan membuat saya harus extra menjaga diri dan hati untuk tetap tegar. Semoga Allah menyadarkan mereka yang kurang peka terhadap perasaan saya.Karena apa yang saya lakukan semata-mata karena ingin yang terbaik untuk anak saya.

Anak yang dikaruniakan Allah merupakan anugerah dan titipan yang paling indah. Saya hanya berusaha untuk menjaganya, dengan memenuhi kewajiban saya sebagai ibu. Dan ini merupakan tanggung jawab yang sangat besar.

Saya egois, mungkin itu tanggapan lingkungan. Memaksakan kehendak untuk memberikan ASI Eksklusif (walau masih juga belum bisa 100% dan saya merasa malu), namun tidak didukung baik dari dukungan semangat dan dukungan asupan saya untuk memperbanyak asi.

Saya sok pintar, itu ucapan lingkungan. Jika saya memberikan bantahan demi bantahan terhadap pernyataan yang tidak logis seputar mitos menyusui. Mereka bilang, saya ndablek.

Saya idealis, itu pandangan lingkungan. Sedikit-sedikit bawa anak ke Rumah sakit buat cek ini itu, sampai imunisasi aja harus ke RS. Padahal disini banyak posyandu atau bidan. 
Jadi serba salah di judge seperti itu.

Hey kalian yang merasa pintar dan tidak egois,

Beritahu saya, harus bagaimana saya menurut kalian?
Salahkah saya? Ini anak pertama saya, dan saya tidak punya pengalaman tentang mengasuh anak sebelumnya. Saya tidak punya kakak dan adik yang bisa saya ajak sharing tentang ini. Saya tidak punya orang tua yang informatif dan open-minded tentang hal ini juga. 
Yang bisa saya andalkan hanya informasi yang bisa saya peroleh dari INTERNET. Semua saya andalkan dari situ. Berbagai forum, milis, situs-parenting saya ikuti dan saya pelajari. Saya hanya menggali informasi, karena saya haus untuk serba tahu. 

Hanya demi anak saya.
Karena ASI itu hak anak.
Karena perlindungan orang tua adalah hak anak.
Karena rasa aman adalah hak anak.
Karena saya hanya ingin yg TERBAIK untuk anak.

Apa masih terus menyalahkan saya?

*** 
It's not only children who grow.  Parents do too.  As much as we watch to see what our children do with their lives, they are watching us to see what we do with ours.  I can't tell my children to reach for the sun.  All I can do is reach for it, myself.
(Joyce Maynard)

0 comment(s):

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

Comment please..

You can use some HTML tags, such as <b>, <i>, <a>, and using smiley code