Sunday, June 16, 2013

Cerita Raka - Labeling itu perlu?

Beberapa minggu belakangan, kami (saya dan ayahnya Raka) berkutik tentang seputar masalah diagnosa pasti tentang Raka. Apakah memang hanya 'speech delayed' atau ada kecenderungan ke arah lain. Karena semakin kesini, sifat-sifat unik Raka mulai muncul dan makin terlihat berbeda dengan anak seumurannya. Dalam hal komunikasi dan bersosialisasi Raka sudah jelas tertinggal.

Beberapa waktu lalu, saya tenggelam dalam diskusi di sebuah group 'Room For Children' di salah satu group situs jejaring sosial. Ada artikel mengenai 'Mengenal autisme pada anak', dan itu menggelitik saya untuk mencocokkan salah satu bahkan semua ciri autism dengan Raka. Dan cocok. Itu menurut saya. Raka punya sebagian ciri autistik, begitu batin saya berucap.
Benarkah? Memang sampai sekarang, kami belum lagi mencoba konsultasi dengan dsa atau psikolog anak yang ahli dibidang ini. Masih praduga aja tentang sifat autistik-nya Raka. Tapi saya yakin, ada sesuatu yang salah. Jadi bertanya-tanya sendiri, jangan-jangan selama 6 bulan terakhir raka terapi SI itu tidak sesuai. Harusnya perlu penanganan lebih tepat, entah apa itu saya sendiri belum punya informasi yang cukup.

Sedih. Bingung. Kesal.

Bukan kesal karena keadaan Raka, tapi lebih kesal ke diri sendiri. Kenapa saya bertindak lambat, dan tidak giat menggali informasi. Saya jadi sering menyalahkan diri sendiri.

Saya juga sedikit merasa menyesal karena merasa sudah membuang waktu 6 bulan yang berharga kemarin hanya dengan memberikan terapi SI di KTK saja. Tanpa saya sendiri melakukan sesuatu di rumah, karena saya masih bingung harus berbuat apa. Bahkan seringkali saya berlebihan meluapkan emosi pada Raka. 

Ah. Menyesal.

Seringkali juga hari-hari yang kami lewati hanya berujung pada tangisan kami berdua ditengah rumah. Saya yang menangis karena emosi, dan Raka yang menangis karena kepolosannya.
Ya Allah.. Maafkan bundamu ini, nak.. :'(

....

Mengenai masalah anak berkebutuhan khusus ini, sepenting apakah label diberikan? Berdasarkan diskusi di forum yang saya sebutkan diatas, dra. Dyah Puspita, Psi. seorang psikolog yang mendalami tentang autism dan juga memiliki anak autistik,  menegaskan, agar kita para orang tua yang memiliki ABK seharusnya lebih fokus pada SOLUSI, daripada hanya sekedar sibuk memberi label kondisi si anak.

Saya setuju dengan pendapat itu, tapi kadang masih ada sedikit kegalauan juga, dimana dan bagaimana saya mencari solusi yang tepat. :'(

Sejujurnya kalau ada orang yang mau mengajari saya untuk bagaimana memberikan pendidikan dan terapi di rumah atau setidaknya memberitahu apa saja informasi tentang apapun yang berkaitan dengan pencarian solusi yang harus saya ambil, saya bersedia belajar dari awal. Tolong bantu saya.. :(

Sungguh, saya awam. Keluarga pun tidak ada yang membantu. Mereka hanya bisa bertanya, kenapa ini, kenapa itu, kenapa bisa begini begitu dsb. Hanya bisa menyalahkan. Tapi tidak memberi solusi.

Seperti biasa.

Memang kenapa kalau anak saya ternyata autis? I love him more than anything. Dan Insyaallah, saya menerima semua keadaan ini. Yang saya perlu saat ini hanya dukungan dan informasi.

Itu saja.

Semoga kami bisa secepatnya memberikan solusi yang tepat untuk Raka. Rasanya setiap detik waktu ini sungguh berharga.

Sungguh berharga.

0 comment(s):

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

Comment please..

You can use some HTML tags, such as <b>, <i>, <a>, and using smiley code