Wednesday, October 13, 2010

Konstipasi Menyebalkan

Ilustrasi disamping menggambarkan makin lama sampah ditumpuk, makin penuh dan yang pasti tempat sampahnya juga makin penuh dan ngga bisa menampung lebih banyak sampah lagi.
Yeap.. Seperti itulah kondisi perut saya saat ini, penuh dengan sampah yang harusnya dibuang, tapi tidak juga bisa dibuang. Sindrom konstipasi masa kehamilan kayaknya mulai terjadi lagi. = ='
Ditambah, saya tipe orang yang malu-malu untuk berhajat kalau ada di tempat baru dan berhadapan dengan toilet baru juga. Dua hari ini saya kembali mengunjungi rumah mertua saya di Bandung, dengan maksud dan tujuan untuk mengurus skripsi saya yang tidak kunjung selesai. Otomatis, saya harus kembali beradaptasi dengan toilet disini. Jadi semakin sulit lah acara hajat-menghajat ini. *menderita banget* o.O'

Pernah berpikir gak sih? Urusan hajat ini, bisa mempengaruhi hormon dan emosi. Walaupun saya masih belum juga menemukan korelasinya. Tapi jujur saja, setiap kali konstipasi terjadi pada saya. Bawaannya koq jadi emosi banget, entah marah tiba-tiba atau nangis tiba-tiba (karena gak bisa marah). Yah serba salah lah. Begitu juga sekarang, konstipasi terjadi di waktu yang tidak tepat menurut saya. Dengan kondisi saya sendirian di Bandung tanpa suami yang menemani, numpang di rumah mertua, dan saya harus bermanis-manis sikap dengan semua saudara saya disini. 
Owh.. Sangat menyiksa sekali. Sedangkan dikarenakan kondisi saya yang sendirian disini dan sedang hamil pulak. Gak salah lah mertua saya pun ikut-ikutan riweuh* dititipin menantu yang hamil dan "ajaib" kayak saya. Jadi setiap saat dan setiap waktu yang dikatakannya hanya, "Geura makan, meuni hese dititah makan ge"** .

Translate : 
* riweuh : repot
** Cepet makan, susah sekali disuruh makan saja.

Yaaah, begitulah. Mirip-mirip sama mama saya lah. Harus benar-benar melakukan "kegiatan makan" dihadapan beliau, baru akan berhenti berkicau untuk menyuruh makan. Padahal kondisi saya tidak lapar dan sedang sakit perut karena konstipasi. Tapi tampaknya tetap ritual makan itu harus dilakukan hingga terlihat saya sedang menyuap nasi ke mulut saya sampai sepenuh-penuhnya. Hihihihihi..
Begitulah yang terjadi malam ini, jujur.. Ini hari ketiga saya belum berhajat. Namun saya makan terus setiap waktunya makan. Rasanya... seperti tempat sampah. Tidak enak duduk, tidak enak bergerak, tidak enak tidur.. Pokoknya serba gak enak lah. Kadang sampe mikir, si dedek di perut kena bau sampahku gak ya di dalem? Karena terbayang, sampah-sampah di perut saya sudah membusuk saja. Duh, kesian si dedek.. TT_TT *hiks hiks hiks*

Tapi gimana lagi.. ????
Masalahnya kali ini, kenapa orang lain gak ada yang bisa ngerti kondisi saya? Bukannya makan terus tanpa dibuang pun tidak akan baik hasilnya? Selain penyerapan gizi makanan jadi melambat, saya juga jadi susah bergerak, kepala jadi pusing dan emosi, plus mungkin saja semua racun di sampah perut saya ini jadi berbalik meracuni saya sendiri saking lamanya tidak dibuang juga. 

Sekarang saya hanya bisa merasakan betapa tidak nyamannya konstipasi ini. Entah kapan berakhirnya, saya jadi ingin punya toilet sendiri yang bisa dibawa kemana-mana yang sesuai dengan mood perut saya. Jadi gak usah malu-malu lagi jika berhajat. 

*Sampai saat saya menulis ini pun, saya hanya bisa elus-elus perut.. Minta maaf sama si dedek belum bisa berhajat..."Maafin bunda ya dek, sabar ya di dalam, tutup hidung kalau memang terlalu bau"

2 comments:

  1. gambarnya lucu uy... nemu dimana =p *ga penting :D

    ReplyDelete
  2. :D gambarnya dea yang bikin.. iseng-iseng pake ms.paint doank.. ;))

    ReplyDelete

Comment please..

You can use some HTML tags, such as <b>, <i>, <a>, and using smiley code